Pupuk Subsidi

Pupuk Indonesia Dorong Digitalisasi Penyaluran Pupuk Subsidi Lewat Aplikasi i-Pubers

Pupuk Indonesia Dorong Digitalisasi Penyaluran Pupuk Subsidi Lewat Aplikasi i-Pubers
Pupuk Indonesia Dorong Digitalisasi Penyaluran Pupuk Subsidi Lewat Aplikasi i-Pubers

JAKARTA - Upaya memperbaiki tata kelola penyaluran pupuk bersubsidi terus dilakukan pemerintah bersama BUMN sektor pertanian. 

Di tengah tantangan distribusi pupuk yang selama ini kerap dikeluhkan petani, PT Pupuk Indonesia (Persero) memilih pendekatan berbeda dengan memanfaatkan teknologi digital. Langkah ini dinilai menjadi terobosan penting untuk memastikan pupuk subsidi benar-benar sampai kepada petani yang berhak, tepat waktu, dan sesuai alokasi.

Transformasi tersebut diwujudkan melalui penerapan aplikasi i-Pubers, sebuah sistem digital yang dirancang khusus untuk mendukung proses penebusan pupuk subsidi secara lebih praktis, transparan, dan akuntabel. 

Melalui digitalisasi ini, Pupuk Indonesia berupaya menjawab persoalan klasik dalam distribusi pupuk, mulai dari data penerima yang tidak akurat hingga pengawasan penyaluran yang sulit dilakukan secara manual.

Sekretaris Perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero), Yehezkiel Adiperwira, menjelaskan bahwa aplikasi i-Pubers menjadi fondasi utama dalam sistem penyaluran pupuk subsidi saat ini. “Aplikasi i-Pubers merupakan sistem digital yang dikembangkan untuk mempermudah penebusan pupuk bersubsidi sekaligus meningkatkan transparansi dan akuntabilitas penyalurannya,” kata Yehezkiel.

Terintegrasi dengan Data e-RDKK

Digitalisasi melalui i-Pubers tidak berdiri sendiri. Sistem ini telah terhubung langsung dengan data elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK) milik Kementerian Pertanian. Dengan integrasi tersebut, hanya petani yang namanya tercantum dalam e-RDKK yang dapat menebus pupuk subsidi.

Menurut Yehezkiel, kebijakan ini menjadi kunci agar pupuk bersubsidi tepat sasaran. “Melalui aplikasi i-Pubers, penebusan pupuk bersubsidi hanya dapat dilakukan oleh petani yang telah terdaftar di e-RDKK Kementerian Pertanian. Hal ini memastikan pupuk diterima oleh petani yang berhak,” ujarnya.

Integrasi data ini sekaligus menutup celah penyaluran yang selama ini rawan disalahgunakan. Setiap transaksi tercatat secara digital dan dapat ditelusuri, sehingga meminimalkan potensi penyimpangan di tingkat lapangan.

“Data i-Pubers telah terintegrasi dengan data e-RDKK dan Pupuk Indonesia, sehingga seluruh proses transaksinya telah terintegrasi,” tambah Yehezkiel.

Proses Tebus Pupuk Lebih Sederhana

Bagi petani, penggunaan i-Pubers menghadirkan kemudahan yang signifikan. Proses penebusan pupuk subsidi kini tidak lagi rumit. Petani cukup datang ke Pengecer Pupuk Tingkat Desa atau kios resmi (PPTS) dengan membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP). Selanjutnya, transaksi dilakukan dengan tanda tangan digital melalui aplikasi.

Menurut Yehezkiel, mekanisme ini dirancang agar mudah dipahami dan diterapkan di lapangan. Bahkan, apabila petani berhalangan hadir, penebusan tetap dapat dilakukan melalui perwakilan dengan menggunakan surat kuasa.

“Untuk menebus pupuk, petani cukup menunjukkan KTP di PPTS dan melakukan tanda tangan digital di aplikasi untuk melakukan transaksi. Apabila petani yang bersangkutan berhalangan hadir, dapat diwakilkan dengan surat kuasa,” jelasnya.

Pendekatan ini tidak hanya memangkas birokrasi, tetapi juga mempercepat proses distribusi pupuk, terutama pada musim tanam yang membutuhkan pasokan tepat waktu.

Pengawasan Real-Time oleh Pemerintah

Keunggulan lain dari sistem i-Pubers adalah kemampuan pemantauan transaksi secara real-time. Setelah PPTS melakukan pemesanan langsung ke Pupuk Indonesia Distribusi (PUD), seluruh proses dapat dipantau oleh berbagai pihak.

“Setelah PPTS melakukan pemesanan langsung ke PUD, transaksi dapat dipantau secara real-time oleh Pupuk Indonesia, pemerintah pusat dan pemerintah daerah, sehingga dapat mengecek posisi pemesanan dan meningkatkan akuntabilitas dan transaksi penyaluran,” ujar Yehezkiel.

Dengan sistem ini, pemerintah pusat dan daerah memiliki visibilitas penuh terhadap pergerakan pupuk subsidi, mulai dari gudang hingga ke tangan petani. Hal tersebut dinilai penting untuk memastikan tidak terjadi keterlambatan atau kekurangan pasokan di daerah tertentu.

Capaian Penyaluran Pupuk Subsidi 2025

Sepanjang tahun 2025, Pupuk Indonesia mencatat penyaluran pupuk subsidi yang cukup signifikan. Yehezkiel menyebutkan bahwa total pupuk subsidi yang telah disalurkan mencapai 7,91 juta ton.

Angka tersebut setara dengan 82,8 persen dari total alokasi pupuk subsidi nasional tahun 2025 yang ditetapkan pemerintah sebesar 9,55 juta ton. Alokasi ini mencakup berbagai jenis pupuk, seperti Urea, NPK, NPK Kakao, pupuk Organik, serta pupuk ZA khusus untuk komoditas tebu.

“Untuk penyaluran pupuk subsidi selama 2025 relatif berjalan dengan baik, dibuktikan dengan penyaluran sebesar 7,91 juta ton atau setara dengan 82,8 persen dari alokasi,” ujar Yehezkiel.

Capaian ini menunjukkan bahwa sistem distribusi yang didukung digitalisasi mulai memberikan dampak positif terhadap efektivitas penyaluran pupuk di lapangan.

Stok Nasional Tetap Terjaga

Selain penyaluran, Pupuk Indonesia juga memastikan ketersediaan stok pupuk nasional dalam kondisi aman. Per 15 Desember 2025, stok pupuk nasional tercatat mencapai sekitar 1 juta ton. Stok tersebut terdiri dari pupuk subsidi sebesar 604 ribu ton dan pupuk nonsubsidi sekitar 407 ribu ton.

Menurut Yehezkiel, ketersediaan stok ini menjadi bukti bahwa Pupuk Indonesia terus menjaga keseimbangan antara produksi dan distribusi. Produksi pupuk dilakukan secara optimal agar kebutuhan petani di seluruh wilayah Indonesia dapat terpenuhi.

“Pupuk Indonesia selalu memastikan proses produksi berjalan optimal guna memenuhi kebutuhan pupuk nasional. Pupuk Indonesia juga menjamin ketersediaan pupuk mencukupi di seluruh daerah,” katanya.

Menuju Penyaluran Pupuk Lebih Modern

Digitalisasi penyaluran pupuk melalui i-Pubers menjadi bagian dari upaya besar transformasi sektor pertanian nasional. Dengan sistem yang lebih transparan dan terintegrasi, pemerintah berharap ke depan tidak lagi terjadi kelangkaan pupuk akibat salah sasaran distribusi.

Bagi petani, kehadiran sistem ini diharapkan memberikan kepastian akses terhadap pupuk bersubsidi yang selama ini menjadi penopang utama produktivitas pertanian. Sementara bagi pemerintah dan Pupuk Indonesia, digitalisasi membuka ruang pengawasan yang lebih ketat dan berbasis data.

Melalui i-Pubers, Pupuk Indonesia menegaskan komitmennya untuk terus berinovasi dalam mendukung ketahanan pangan nasional. 

Dengan penyaluran pupuk yang semakin tertata dan terpantau, diharapkan kesejahteraan petani dapat meningkat seiring dengan terjaganya pasokan pupuk yang adil dan merata di seluruh Indonesia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index